What I Feel a Month After Graduation #story 1
How’s your morning friends? Berharap kalian semua dalam keadaan yang baik meskipun tak disangkal ada
persoalan yang tentunya dimiliki oleh masing-masing dari kalian. But its okey, we have a problem actually its
a sign that we are still alive. Ini adalah tulisan pertama yang aku buat
setelah merasakan bagaimana indahnya wisuda yeeeeey finally i graduated. But wait, apakah benar-benar indah? Haha let see what i feel after i graduated.
Aku lulus secara resmi atau wisuda pada 21 Oktober 2017
tetapi sebenernya aku sudah dinyatakan lulus pada 20 Juli 2017. Jadi ada selang
waktu selama tiga bulan menungu tanggal wisuda. Yaaaaps, awalnya itu sangat
menyenangkan setelah beberapa bulan disibukkan dengan penyusunan tugas akhir, kerja
praktik beserta laporan dan finalnya sidang tugas akhir. Hari menunggu wisuda
digunakan untuk balas dendam tidur *wkwk rada lebay kalo ini, padahal waktu
penyusunan Tugas Akhir jadwal tidurnya juga seperti biasa. Sehari dua hari
terasa biasa saja tapi setelah semingu bahkan sebulan rasanya bozaaan. Dititik ini aku menyadari bahwa
kuliah ataupun sekolah adalah masa yang sangat dan paling menyenangkan sampai
detik itu. Sebenernya aku sadar dari sewaktu masih kuliah tapi sadarnya kayak
masih setengah-setengah kali ya, karena memang belum benar-benar merasakan
keadaan setelah lulus kuliah jadi belum bisa dengan sebenar-benarnya
membandingkan kedua keadaan tersebut. Serius, jika kalian masih kuliah atau
sekolah, manfaatkan benar setiap menit yang kalian punya bahkan setiap detik,
gali informasi, kembangkan kapasitas dan kapabilitas yang kalian punya. Eaa,
sok banget rasanya. Padahal dulu waktu kuliah sering ngeluh banyak laporan yang
harus diselesaikan lah, banyak tugas lah, kerja kelompok lah, belum lagi masalah
dengan pathner juga kegiatan organisasi haha indahnyaa kuliaaahh. *pllllaaak.
Balik lagi ketopik, ketika bosan mulai melanda, grup whatsapp yang dulunya berisi percakapan tentang
tugas dan keluhan pingin nikah karena ga kuat kuliah, *haha, sekarang informasi
yang diberikan berupa lowongan pekerjaan. Akupun mulai mencari informasi
lowongan pekerjaan dari perusahaan yang aku memang impikan sampai perusahaan
yang aku belom pernah denger sebelumnya. Dari yang telah aku cari *clingg
muncullah lowongan pekerjaan dari perusahaan X as Supervisior Quality Control, hmmm something interesthing.
Akhirnya aku daftar dan hanya dalam waktu singkat aku sudah di minta untuk
mulai bekerja. WOW. Finally aku mulai
bekerja di Perusahaan X pada tanggal 7 September 2017.
Sejujurnya aku tidak pernah tau dan sama sekali belum
pernah menanyakan bagaimana kerja di perusahaan yang bergerak dibidang Z. I
just try. Dan inilah curahan hati *ciee, setelah bekerja disana selama tiga
bulan, yaah if you know i just work at
that factory for three months. Actually at the first everything’s okey until
the day came, when i really felt the work was. Mungkin benar jika bekerja
itu melelahkan dan yaap you should get
more fast to adapt. And this is my problem, i am really hard to adapt with my
new environtment. And for another reasons finally i decided to go out from that factory. From this really short
experience i’ve learn something.
Aku belajar untuk lebih mengenal tentang siapa diriku.
Shasa yang dulunya aku tahu adalah seorang yang penurut, teratur dia hanya
menerima apa yang memang dia terima tanpa mau tau bagaimana dia bisa menerima
dan apakah yang diterima sesuai dengan hatinya atau apakah sudah sesuai tanpa
harus mencoba untuk mencari yang lain. Itulah shasa, menerima apa adanya
sesulit apaun akan tetap diselesaikan ya karena itulah yang dia terima. Akan
tetapi dari jauh aku melihat shasa sebenarnya memiliki suara, dia memiliki
pilihan dia mempunyai mimpi, tapi itu semua dalam terpendam. Saat shasa kemudian
mulai mengenal dirinya sendiri dan diiringi dengan kesadaran untuk mulai
mengenal kehidupan, dia mulai berfikir ulang. Terus merenung untuk menentukan
konsep diri yang sebenernya.
Yang aku alami selama waktu merenung dan memahami diri
sendiri, banyak faktor-faktor lain yang akan turut andil mengambil jatah untuk
harus tetap di pertimbangkan. Sejauh apa yang aku rasakan aku melihat bahwa
hidup bukan hanya sekedar hidup, hidup bukan hanya mengikuti alur yang normal.
Seorang bayi lahir kemudian tumbuh, dia melalui masa sekolah, kemudian kuliah,
lalu bekerja, menikah, punya anak kemudian menua dan akhirnya meninggal. Itu
adalah alur yang kebanyakan setiap manusia akan lalui, meskipun bisa jadi ada
tahapan yang terpotong, tapi pada dasarnya seperti itu. Yang kemudian
membedakan antara satu dengan yang lain adalah proses hidup yang mereka pilih
dan mereka jalani. Dan yang terpenting adalah seberapa besar pahala yang
berhasil ia kumpulkan dan seberapa banyak pengalaman hidup yang nantinya bisa
ia ceritakan ketika hidup di surga.
Shasa yang sekarang mungkin masih sama dengan yang dulu,
tapi Shasa yang sekarang setidaknya sudah mengenal dirinya sendiri, dia faham
akan apa yang ia ingin capai dan usahakan. Meskipun hanya dengan modal
kepercayaan dan Alloh. Terlepas dari pelajaran yang diambil dari pengalaman
kerja yang singkat, aku juga mendapat pelajaran dari membaca buku bahwa
ternyata selama ini aku belum sepenuhnya sadar akan kekuasaan Alloh. Girls, Alloh itu maha kaya hlo, Maha
Menentukan hloo, jadi kenapa harus takut dengan dunia ketika kita bisa dekat
dengan-Nya. Jangan pernah merasa takut gagal ketika sedang mengusahakan karena
kita adalah makhluk dari zat yang Maha Kuasa. Jikalau Alloh telah meridhoi
sebesar apapun hambatan yang ada pasti akan dapat dilalui. Percayalah akan
kuasa-Nya. Lalu, penting juga pelajaran yang ini, yaitu ikhlas dengan segala
ketetapan-Nya. Hmmm kalo teori si gampang yaakkk wkwk. Tapi praktiknya susah,
tak apalah yang penting sudah mecoba selama niatnya baik insyaalloh selalu akan
ada jalan.
Sepertinya sudah terlalu banyak haha. Tapi masih ada
banyak hal yang ingin aku tulis setelah sekilan lama baru memulai lagi,
insyaalloh di sambung lagi. Buat semua orang yang sedang berjuang sedang
mengusahakan untuk mimpinya shasa doakan semoga diridhoi sama Alloh, sehingga
dimudahkan segalanya. Lagi, jangan putus untuk terus mengembangkan kapasitas
diri, terus bergerak dan terus berlari jangan takut gagal, jangan takut
mengambil resiko selama Alloh selalu dihati kita. Libatkan Alloh dalam setiap
aktivitas yang kita lakukan percayakan segalanya kepada-Nya.
Yuuups, see you next posts
Komentar
Posting Komentar